Jumat, 21 Desember 2012

Hindari beberapa kesalahan dalam melaksanakan ibadah haji


Melaksanakan ibadah haji membutuhkan bekal yang cukup. Ada dua bekal yang harus dimiliki sebelum berangkat ke tanah suci, yaitu; bekal harta dan bekal ilmu. Jika kedua-duanya dimiliki oleh jamaah haji, ia akan terhindar dari berbagai macam bid'ah dan kesalahan yang sering dilakukan oleh jamaah haji selama ini. Sehingga predikat haji mabrur pun akan diraihnya dengan ridha Allah ta`ala.


      Berangkat dari harapan mulia inilah, penulis ingin memaparkan beberapa kesalahan atau bid'ah (hal- hal yang diada-adakan dalam agama) yang dapat menghalangi seseorang untuk meraih predikat haji mabrur. Berikut ini adalah kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan oleh jamaah haji
A. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan sebelum berangkat ke tanah suci, yaitu:

1. Mengadakan acara pesta (selamatan) dengan diiringi bacaan doa atau pun shalawat tertentu.Bahkan terkadang dengan iringan musik tertentu. Perbuatan semacam ini tidak pernah dicontohkan oleh junjungan kita Nabi Muhammmad SAW dan para shahabatnya.

2. Mengiringi keberangkatan jamaah haji dengan adzan atau pun musik. 

3. Mewajibkan dirinya berziarah ke kuburan sanak-famili dan orang-orang shalih. 

4. Keyakinan oleh masyarakat setempat bahwa calon jamaah haji itu selalu diiringi malaikat sepekan sebelum keberangkatannya, sehingga doanya mustajab. 

5. Kepergian wanita ke Baitullah tanpa disertai mahramnya. Atau melakukan apa yang diistilahkan dengan 'persaudaraan nisbi / semu', yaitu menjadikan seorang jamaah haji pria sebagai mahram bagi si wanita dalam perjalanan hajinya (padahal pria tersebut bukan mahram yang sesungguhnya), yang kemudian dapat bermu'amalah sebagaimana layaknya dengan mahramnya sendiri. Demikian pula 'nikah nisbi / semu', yaitu dinikahkannya seorang calon jamaah haji wanita (baik sudah bersuami atau belum) dengan calon jamaah haji pria, yang kemudian keduanya dapat bermu'amalah sebagaimana layaknya suami-istri. Tentu, yang demikian ini adalah kemungkaran yang tidak diridhai Allah SWT. 

6. Melakukan ibadah haji semata-mata bertujuan untuk berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW.

7. Melakukan shalat dua rakaat ketika akan berangkat haji. 

8. Bersalaman bahkan berpelukan dengan seseorang yang bukan mahramnya menjelang keberangkatan ke tanah suci. 


B. Ketika berihram dan Bertalbiyah 

1. Melewati miqatnya dalam kondisi tidak ihram. Hal ini sering terjadi pada sebagian jamaah haji Indonesia kelompok kedua yang melakukan perjalanan dari tanah air (langsung) menuju Makkah.Mereka tidak berihram ketika melewati miqat (di atas pesawat terbang) dan baru berihram setibanya di Jeddah. Padahal kota Jeddah bukanlah miqat menurut pendapat yang benar. 

2. Bertalbiyah bersama-sama dengan dipimpin seseorang di antara mereka. 

3. Selalu dalam keadaan menampakkan pundak kanan ketika berihram (idhthiba '), padahal yang demikian itu hanya disunnahkan pada thawaf Qudum. 

4. Meninggalkan bacaan talbiyah dan menggantinya dengan tahlil dan takbir. 


C. Beberapa Kesalahan Ketika Thawaf 

1. Mengharuskan diri untuk mandi sebelum berthawaf. 

2. Melafadzkan niat thawaf. 

3. Mengangkat kedua tangan saat berisyarat kepada Hajar Aswad, seperti ketika takbiratul ihram dalam shalat. 

4. Memulai putaran thawaf sebelum rukun Hajar Aswad. 

5. Melakukan shalat tahiyyatul masjid sebelum thawaf. 

6. Hanya mengelilingi bangunan Ka'bah yang bersegi empat saja dan tidak mengelilingi Hijr. 

7. Melakukan jalan cepat (raml) pada seluruh putaran thawaf, padahal itu hanya dilakukan pada 3 putaran pertama dan itu pun khusus pada thawaf Qudum saja. 

8. Berdesak-desakan untuk mencium Hajar Aswad, yang terkadang sampai mendzalimi jamaah haji lainnya. 

9. Mengusap-usap Hajar Aswad dalam rangka tabarruk (mengais berkah) dan berkeyakinan bahwa yang demikian itu dapat mendatangkan manfaat dan menolak bala. 

10. Mencium dan mengusap-usap sebagian sudut Ka'bah atau keseluruhannya. Bahkan terkadang ada yang menarik-narik kiswah (kain penutup Ka'bah) untuk menyobeknya guna dijadikan jimat. 


      Demikian beberapa kesalahan yang sering dilakukan oleh jamaah haji saat mereka melaksanakan rukun Islam ke lima ini. Sayang amat sayang, jika kesalahan-kesalahan itu terus dilakukan. Ibadah haji yang seharusnya dilakukan dengan khusuk, namun tiada berarti karena tidak sesuai dengan apa yang dituntunkan oleh Nabi Muhammad SAW. Masih banyak kesalahan yang sering dilakukan jamaah haji. Penulis akan menjelaskan kesalahan-kesalahan tersebut nanti. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar